Pages

selalu maju

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Kamis, 04 November 2010

Tehnik gerakan karate

karate

Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut “Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan’. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手.

Menurut Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:

1. Shotokan
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu

Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation dan World Karatedo Federation.

Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya diatas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin Karate , Shorin-ryu Karate dan Uechi-ryu Karate tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam “4 besar WKF”.

Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah Japan Karatedo Federation (JKF). Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (World Karate Federation), (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Sport Karate yang bersifat Non-Contact, berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang Full Contact.

Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:

1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.
2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.

Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.
Teknik Karate

Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).

Kihon

Kihon (基本:きほん, Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.

Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap DAN atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.

Kata

Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.

Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.

Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.

Kumite

Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti “pertemuan tangan”. Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.

Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.

Untuk aliran full body contact seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.

Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, dimana yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, dimana semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian dan menyerang titik vital.

Pertandingan Karate

Cara bermain

Pertandingan karate dibagi atas dua jenis yaitu :

1. Kumite (perkelahian) putera dan puteri
2. Kata (jurus) putera dan puteri

Kumite

Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.

Kata

Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan kata pilihan atau kata wajib dalam peraturan pertandingan.

Para peserta harus memperagakan kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya dimana dia dapat memperagakan kata pilhan.

Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan kata, para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.

Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:

Shotokan : Kankudai dan Jion.

Wado-ryu : Seishan dan Chinto.

Goju-ryu : Saifa dan Seipai.

Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar diatas.

Luas Lapangan

* Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
* Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.

Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.

Peralatan Di Dalam Pertandingan Karate

Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan Karate

1. Pakaian Karate (karategi) untuk kontestan
2. Hand Protector (pelindung tangan)
3. Shin Guard (pelindung kaki)
4. Obi (ikat pinggang) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
5. Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:

* Gum Shield (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
* Body Protector untuk kontestan putri
* Groin Protector untuk kontestan putera dan pada saat sekarang sedang di tambahakan peralatan baru seperti Headgear (untuk masuk ke Olimpiade )

5. Pluit untuk arbitrator/alat tulis
6. Seragam wasit/juri

* Baju putih
* Celana abu-abu
* Dasi merah
* Sepatu karet hitam tanpa sol

7. Scoring board
8. Administrasi pertandingan
9. Lampu merah, hijau, kuning sebagai tanda waktu pertandingan dengan pencatat waktu (stop watch).

Tambahan: Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah groin protector untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak diperkenankan.

Falsafah Karate

1. Rakka (Bunga yang berguguran) Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.

2. Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air) Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danautersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.

Deskripsi singkat berbagai aliran Karate

Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.

Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam “4 besar JKF” adalah sebagai berikut:

1. Shotokan

Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.

2. Goju-ryu

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa “dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan”. Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.

3. Shito-ryu

Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.

4. Wado-ryu

Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.

Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam “4 besar JKF” antara lain adalah:

1. Kyokushin

Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.

2. Shorin-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.

3. Uechi-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih)
karatehttp://jbsujoto.files.wordpress.com/2007/09/teknik-a.jpg

Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut “Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan’. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手.

Menurut Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:

1. Shotokan
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu

Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation dan World Karatedo Federation.

Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya diatas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin Karate , Shorin-ryu Karate dan Uechi-ryu Karate tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam “4 besar WKF”.

Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah Japan Karatedo Federation (JKF). Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (World Karate Federation), (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Sport Karate yang bersifat Non-Contact, berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang Full Contact.

Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:

1. Kihon, yaitu latihan teknik-teknik dasar karate seperti teknik memukul, menendang dan menangkis.
2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.

Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.
Teknik Karate

Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).

Kihon

Kihon (基本:きほん, Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.

Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap DAN atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.

Kata

Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.

Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.

Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.

Kumite

Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti “pertemuan tangan”. Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.

Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.

Untuk aliran full body contact seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.

Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, dimana yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, dimana semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian dan menyerang titik vital.

Pertandingan Karate

Cara bermain

Pertandingan karate dibagi atas dua jenis yaitu :

1. Kumite (perkelahian) putera dan puteri
2. Kata (jurus) putera dan puteri

Kumite

Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.

Kata

Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri. Sesuai dengan kata pilihan atau kata wajib dalam peraturan pertandingan.

Para peserta harus memperagakan kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya dimana dia dapat memperagakan kata pilhan.

Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan kata, para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.

Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:

Shotokan : Kankudai dan Jion.

Wado-ryu : Seishan dan Chinto.

Goju-ryu : Saifa dan Seipai.

Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar diatas.

Luas Lapangan

* Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
* Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.

Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.

Peralatan Di Dalam Pertandingan Karate

Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan Karate

1. Pakaian Karate (karategi) untuk kontestan
2. Hand Protector (pelindung tangan)
3. Shin Guard (pelindung kaki)
4. Obi (ikat pinggang) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
5. Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:

* Gum Shield (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
* Body Protector untuk kontestan putri
* Groin Protector untuk kontestan putera dan pada saat sekarang sedang di tambahakan peralatan baru seperti Headgear (untuk masuk ke Olimpiade )

5. Pluit untuk arbitrator/alat tulis
6. Seragam wasit/juri

* Baju putih
* Celana abu-abu
* Dasi merah
* Sepatu karet hitam tanpa sol

7. Scoring board
8. Administrasi pertandingan
9. Lampu merah, hijau, kuning sebagai tanda waktu pertandingan dengan pencatat waktu (stop watch).

Tambahan: Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah groin protector untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak diperkenankan.

Falsafah Karate

1. Rakka (Bunga yang berguguran) Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri.

2. Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air) Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danautersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.

Deskripsi singkat berbagai aliran Karate

Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.

Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam “4 besar JKF” adalah sebagai berikut:

1. Shotokan

Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.

2. Goju-ryu

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa “dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan”. Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.

3. Shito-ryu

Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.

4. Wado-ryu

Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.

Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam “4 besar JKF” antara lain adalah:

1. Kyokushin

Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.

2. Shorin-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.

3. Uechi-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih)

Selasa, 19 Oktober 2010

Ternyata justien bieber yang asli masih ada


Pada saat itu saya ketemu
u dengan justien bieber pada waktu semalam.
dan saya ketemu dengan jusiten yang asli itu setelah kejadian yang itu tersebut
Yang di duga bawah justien biber itu palsu atau justien itu adalah seorang yang berumur 50 tahun.




Dan saya beharap sekali bawah justien bieber masih ada yang aslinya.
dan tenyata waktu saya ketemu dengan justien bieber itu pada waktu semalam
hanyalah mimpi hahahaha….sangat lucu yah.


Dan akhirnya justei bieber itu memang gak ada sebetulnya.
saya sangat senang bawah justien bieber itu gak.
karna kiapa saya senang supaya gak ada saingan beratku.hehehe

Rabu, 06 Oktober 2010

jurus ampuh dalam mengalakan lawan

Sampai saat ini begitu banyak jurus-jurus dalam internet marketing yang digunakan oleh banyak orang untuk mempromosikan atau memarketingkan produk mereka di internet. Mereka layaknya belajar di perguruan silat di sebuah pengunungan yang dingin nan sunyi, belajar begitu banyak langkah demi langkah, tingkatan dalam tangkisan, 7 jenis tendangan , dan begitu banyak gerakan tangan yang harus di pelajari.
Lalu Anda harus di latih lagi, semua pengetahuan Anda dalam sebuah ujian atau apapun ritual tersebut, sampai hapal benar bagaimana langkah dalam melakukan tendangan ala perguruan kungfu tersebut, bagaimana aturan nafasnya dan tatapan mata yang bisa melihat tingkat keberanian dari lawan musuhnya. Dan setelah Anda lulus anda akan turun gunung dan kembali ke kota. And guess what ? when have enemies or threat ? apa yang akan dilakukan oleh sang pendekar ini , entah mati di keroyok karena bingung mo pake jurus yang mana dulu, karena pertimbangan semua jurus akan efektif (kelamaan mikir) or brantem ala preman langsung dorong orang dan guling-gulingan tonjok2an.. :D :D :D , silahkan tertawa tapi itulah realita yang terjadi di dunia internet marketing.
Dimana setiap orang berlomba-lomba belajar tentang bagaimana memarketingkan produk dan jasa mereka melalui internet, dan terus berlatih hingga sedetail mungkin , bahkan kalo ada ujiannya pada bisa dapet 100. Mereka belajar semua jurus, dari SEO , PPC , Forum Marketing bagaimana membuat postingan yang bagus, signature yang bikin orang mau klik , dll , banner advertising ,Fusion Marketing, Article Marketing bla bla and the list goes on sampai mereka lupa bahwa mereka hidup di dunia nyata bukan di depan komputer doank , dan belajar semua jurus sampe ke detail-detailnya, terus pengen tau dari cara yang bener memarketingkan produk melalui search engine, hingga cara yang ga bener pun di pelajari (baca : blackhat) , dari cara yang masuk kedalam kapasitas Anda di dunia online, hingga di luar kapasitas (baca : diluar budget n time management).
Nah setelah mereka “turun gunung” , apa yang mereka lakukan ? Yap, tepat seperti pendekar tersebut.. Entah mati ketinggalan oleh website lain, karena bingung mo pake jurus apa. akhirnya waktu habis buat mikir, abis selesai mikir, mencoba membagi waktu menggunakan semua jurus (dan tentunya mengurangi efektivitas karena waktu yang terbatas dalam menggunakan) , dan selesai dengan rasa putus asa, merasa bahwa tidak efektif jurus yang digunakan. Lalu mulai balik menghujat sumber darimana mereka belajar, menganggap bahwa ilmu mereka tidak efektif dan berjalan dengan baik ?@#$%^*(? .. Pernahkah Anda merasa seperti ini ? jika pernah , SADAARRR WOOIIII…. !!!!
Dalam sebuah pertarungan beladiri Ultimate Fighting Championship (UFC) , dicari bela diri dari cabang apa sih yang paling unggul , entah itu karate, taekwondo, atau perguruan di pucuk gunung yang diceritakan tadi, ju jitsu, dll. Semua orang dari cabang tersebut dipertarungkan untuk mengetahui jurus apa yang sebenarnya paling efektif di dunia bela diri. Dan ternyata dalam berbagai pertandingan , ditemukan bahwa jurus yang sangat sederhana selalu memenangkan pertandingan, yakni :
Jurus yang mengandalkan speed dan power. Memukul dengan cepat dan kuat hingga lawan langsung KO di ronde-ronde awal , atau memiliki teknik kuncian yang sangat mematikan dan memiliki daya tahan yang kuat.
Oleh karena itu, dalam bisnis internet ini, dalam melakukan usaha marketing produk/jasa anda di internet. Selalu cari yang sederhana dan terbukti berhasil. percuma Anda belajar begitu banyak jurus hingga detail-detailnya , tapi sekali masuk ring ditinju lawan langsung tepar dan KO. Kunci untuk menghindari hal tersebut adalah teruslah mencari cara marketing yang simple dan it works ! , dan terus menerus diulang , sehingga speed dan power dari cara marketing tersebut menjadi jauh lebih advance dari orang-orang di sekitar Anda.

Percuma belajar begitu banyak jurus, lebih baik Anda fokus kepada 1 usaha marketing yang simple dan terbukti berhasil walaupun kecil, dan teruslah mengulangi usaha marketing tersebut , sehingga semakin hari Anda semakin cepat dan semakin dahsyat. Dan tentunya hasil yang didapatkan makin hari makin besar juga. Maka inilah yang saya sebut sebagai Jurus Terampuh dalam Internet Marketing , apapun jurusnya fokus pada 1 hal tersebut dan latih secara terus menerus.
Ingat 1 hal ini : setiap orang seharusnya fokus kepada 1 hal yang mereka kerjakan, jika Anda ingin 2 sumber traffic maka cobalah untuk menghire 1 orang lagi untuk memfokuskan benar-benar pada sumber traffic tersebut. Jika hari ini anda bisa bilang bahwa anda bisa memanage 3 sumber traffic, misalkan dari seo, ppc dan article marketing. Cobalah jujur kepada diri Anda sendiri , bukankah dari 3 hal tersebut seharusnya masih bisa di maksimalkan lebih dari yang ada sekarang, hanya saja anda menutup mata dan tidak mau tau , atau bahkan tidak mengerti bahwa sebenarnya yang anda lakukan saat ini belum maksimal. Karena Anda terlalu sibuk dengan urusan 2 sumber traffic lainnya.
Dan bantahan lainnya yang masuk adalah : jika sumber traffic yang 1 ini tiba-tiba ada masalah, maka tidak ada makan siang donk ? hi guys, jika Anda benar-benar mendalami 1 jenis traffic saja . Bahkan google dancing , ataupun ada ancang-ancang google ganti algoritma pun seharusnya anda bisa tau lebih dahulu dibandingkan orang lain, dan anda memiliki lebih banyak waktu untuk menyikapi hal tersebut, karena memang itu fokus Anda.
So, jadilah pendekar dengan 1 jurus saja, ulangi sehingga semakin cepat dan ampuh untuk menghajar lawan-lawan anda di dunia persilatan internet marketing.. Salam CIiiiiaaAAAtttTTT !!!!
Ingin teman Anda mendapatkan manfaat juga? Klik disini untuk membagikannya di facebook milik Anda

jurus ampuh dalam mengalakan lawan

awalnya wadokai (karate)

Apa itu Maai ??

20 11 2008
Foto Bersama Shihan
Foto Bersama Shihan


MAAI
Beberapa hari yang lalu penulis berkesempatan berkunjung ke kediaman Shihan Taman ( Chaerul A. Taman) untuk bersilaturahmi setelah lebaran. Disana juga penulis dan senior-senior berkesempatan berlatih dibawah pengawasan Shihan Taman. Latihan Meliputi Basic, Kata dan Basic Kumite. Shihan Taman yang pada waktu itu agak sakit pada kakinya hilang karena semangatnya melihat latihan kami. Tidak lepas dari kritikan dan koreksi gerakan-gerakan kami terutama pada KATA WADOKAI yang harus sama-sama kita lestarikan terdapat pembenahan di sana-sini. Hal itu menjadikan kami makin bersemangat. Berikut ini hal yang bisa penulis bagikan yaitu Maai. Menurut Shihan Taman, Maai adalah jarak antara lawan, bisa kita bayangkan Maai itu seperti lingkaran batas karateka. Arahan Shihan Taman sebaiknya jika Maai sudah saling bersinggungan itulah saat dimana harus dilakukan serangan (jangan ditunda lagi). Batasan Maai itu apa ? tergantung karateka sendiri memutuskan (setiap karateka hendaknya tau jarak jangkauannya sendiri) apakah sudah bisa dilakukan serangan atau tidak. Tentunya hal ini menjadi relatif sulit tetapi patut untuk diperhatikan. Karena penjelasan hanya sebagian penulis berusaha mencari artikel tentang Maai tersebut. Mudah-mudahan bisa membantu karateka sekalian. Berikut ini artikelnya :
Maai (間合い?, Maai),, secara sederhana dapat kita artikan sebagai ”Jarak / interval / waktu tempuh”, adalah sebuah istilah beladiri jepang yang mengacu pada jarak antara 2 (dua) lawan dalam pertarungan. Ini adalah konsep yang cukup sulit / rumit, menggabungkan bukan hanya jarak antara lawan, tapi juga waktu. Maai akan meliputi juga jarak, sudut / sela / arah, ritme serangan. Maai lebih jelasnya adalah posisi yang tepat dari salah satu lawan (dalam pertarungan) yang bisa menyerang lawan yang lain (peserta lain), setelah memperhitungkan faktor dan bagian di atas. Sebagai contoh, seorang lawan yang lebih cepat jangkauan serangannya akan lebih jauh dari pada lawan yang lebih lambat. Adalah ideal untuk satu lawan menjaga Maai (Jarak) sementara mencegah yang lain (lawan lainnya) melakukan hal yang sama. Dalam istilah fisik persinggungan terhadap jaraj yang diatur antara 2 (dua) lawan. Ketika Maai di terjemahkan seperti jarak pasti antara lawan, ada 3 (tiga) tipe yaitu:
  1. Tōma (Tō-ma) – (long distance / jarak jauh);
  2. Issoku ittō-no-maai (Itto-ma) – (one-foot-one-sword distance / jarak 1(satu) langkah) also called chūma – (middle distance / jarak menegah);
  3. Chikama – (short distance / jarak dekat).
Itto-ma adalah jarak yang sama dengan satu langkah untuk membuat satu serangan. Ini diukur sekitar 2 (dua) meter diantara lawan; dari salah satu yang mampu hanya 1(satu) langkah untuk menyerang yang lain. Pada umumnya (normal), kebanyakan teknik dibangun / dilakukan pada jarak ini.
Chika-ma adalah jarak yang lebih sempit / kecil dari Itto-ma (short distance), and To-ma lebih jauh (Long / Far distance). Di dalam To-ma, ada jeda waktu yang kecil untuk membuat reaksi melawan serangan lawan. Tetapi di Issoku itto-no-ma bisa dilakukan hampir tidak ada jarak / jedah waktu sama sekali, jadi pada jarak ini harus tetap waspada dan tidak terpecahkan / buyar / hilang.
Di dalam istilah waktu, Maai menyinggung perubahan sesaat dari kesadaran yang nyata di pikiran lawan. Lebih jauh lagi, Maai juga menganut konsep dari Kyo-Jitsu (emptiness-fullness of Ki). Perubahan sesaat dari pikiran, dan Kyo-jitsu, kita bisa menyebutnya ‘kokoro-no-maai’ (mental interval). Implikasi / Akibat dari kokoro-no-maai adalah meskipun jarak fisik antara lawan-lawan satu sama lain menguntungkan, intervensi mental yang dimiliki seseorang (individu) akan menentukan siapa yang memiliki keuntungan yang menentukan.
dikutip dari : wikipedia
Artikel ini telah melalui proses pengeditan oleh editor.


KARATE SEBAGAI SENI BELADIRI

29 09 2008
Karate Sebagai Seni Bela Diri
Sepanjang
sejarah kehidupan manusia, keberadaan beladiri jadi suatu kebutuhan:
manusia kerap memanfaatkan kaki dan tangannya sebagai senjata utama
guna melindungi diri menghadapi kerasnya kenyataan duniawi.
Sepanjang
sejarah kehidupan manusia, keberadaan beladiri jadi suatu kebutuhan:
manusia kerap memanfaatkan kaki dan tangannya sebagai senjata utama
guna melindungi diri menghadapi kerasnya kenyataan duniawi.Asal-usul karate berasal dari kempo alias seni beladiri tinju Cina
(China Boxing)-diciptakan oleh Darma, Guru Budha yang Agung, manakala
tengah bermeditasi di Biara Shorinji, Mt-Sung, Provinsi Henan, Cina
(generasi Darma selanjutnya menyebut beladiri ini dengan nama Shorinji
Kempo)-yang berakar di Okinawa melalui kontaknya dengan Cina pada medio
abad ke-14. Pada abad itu, pengadilan Bakhuco (di bawah penguasa
setempat) di Okinawa membuat larangan penggunaan senjata. Itulah
sebabnya embrio beladiri karate muncul. Dalam budaya (bahasa) Cina, kempo berasal dari kata kara yang berarti
Cina dan te yang berarti tangan. Di Jepang, pada proses perkembangannya
kemudian, kara berarti kosong dan te berarti tangan.
Jadi hakikatnya, seni beladiri karate merupakan suatu bentuk beladiri
yang mengandalkan tangan kosong. Lahirnya karate sebagai seni beladiri
diketahui pada abad ke-19.
Adalah Matsumara Shukon (1797-1896)-seorang prajurit samurai dan
pelindung Raja Soko Okinawa-yang berjasa melahirkan seni beladiri
karate. Ia menciptakannya dengan menggabungkan unsur seni militer
Jepang (bushido).
Matsumara adalah pendukung adanya dua kebijakan : latihan militer
(fisik) dan kesarjanaan (intelektualitas). Ia-lah anggota kelas
berkuasa di Pulau Ryuku yang berjasa meletakkan pondasi dasar dan
pengembangan ilmu karate.
Gichin Funakoshi, penemu shotokan, mengemukakan suatu filosofi bahwa
karate yang sesungguhnya adalah : dalam kehidupan sehari-hari, pikiran
dan tubuh seseorang dilatih dan dikembangkan dalam kerendahan hati.
Dan, pada sat-saat kritis, ia akan mengabdi seluruhnya pada keadilan.
Pemahaman terhadap karate digambarkan pula sebagai seni perang atau
metode beladiri yang meliputi bermacam-macam teknik, termasuk bertahan,
menyerang, mengelak, bahkan merobohkan. Latihan karate dapat dibagi
menjadi tiga aspek : kihon (dasar), kata (bentuk), dan kumite (lakuan).
Kata karate merupakan kombinasi dari dua karakter (kata) Jepang: kara
berarti kosong dan te yang berarti tangan. Maka karate dapat diartikan
dengan tangan kosong. Ditambah sufiks (akhiran)-do (baca : doe),
berarti cara.
Jadi, karate-do menerapkan karate sebagai cara hidup yang lebih dari sekedar mempertahankan diri.
Dalam karate-do tradisional, kita selalu diingatkan : musuh utama adalah diri kita sendiri.
Funakoshi mengatakan, Pikiran dan teknik menjadi satu dalam karate.
Kita berusaha membuat teknik fisik kita sebagai ekspresi dari apa yang
diinginkan pikiran kita, pun meningkatkan pemusatan pikiran kita dengan
memahami inti dari teknik fisik. Dengan menyempurnakan gerakan karate,
kita juga menyempurnakan jiwa dan mental.
Sebagai contoh, meniadakan gerakan dalam gerakan karate yang lemah dan
ragu-ragu dapat membantu menghilangkan kelemahan dan keragu-raguan
berpikir, begitu pula sebaliknya. Dengan makna itu, karate menjadi
suatu cara hidup, dimana kita mencoba untuk menjadi orang yang kuat,
tapi bahagia dan penuh kedamaian. Seperti yang dimaksud Tsutomu
Ohshima, Kepala Instruktur (Shihan) Shotokan Karate America (SKA), Kita
harus cukup kuat mengekspresikan pikiran kita terhadap lawan, kapan
saja, dimana saja. Tapi, kita harus tenang mengekspresikan diri kita
secara rendah hati.
Ada salah satu bentuk latihan karate yang unik dalam SKA. Latihan itu
dinamakan latihan khusus, yaitu satu seri dari latihan karate dimana
kita mencoba untuk menghadapi diri kita sendiri dan menyempurnakan
mental dan jiwa kita.
20 Filosofi Karate Gichin Funakoshi
1. Karate diawali dengan pemberian hormat dan diakhiri dengan pemberian hormat pula.
2. Tak ada serangan pertama pada karate.
3. Karate merupakan alat pembantu dalam keadilan.
4. Pertama-tama, kontrol dirimu sebelum mengontrol orang lain.
5. Semangat yang utama, teknik kemudian.
6. Senantiasa siap untuk membebaskan pikiranmu.
7. Kecelekaan timbul lantara kecerobohan.
8. Janganlah berpikir bahwa latihan karate cuma bisa di dojo.
9. Mempelajari karate memerlukan waktu seumur hidup dan tak punya batasan.
10. Masukkan karate dalam keseharianmu, maka kamu akan menemukan Myo (rahasia yang tersembunyi).
11. Karate seperti air yang mendidih. Jika kamu tak memanaskannya secara teratur, ia akan menjadi dingin.
12. Janganlah kamu berpikir kamu harus menang, tapi berpikirlah bahwa kamu tidak boleh kalah.
13. Kemenangan tergantung pada keahlianmu membedakan titik-titik yang mudah diserang dan yang tidak.
14. Pertarungan didasari oleh bagaimana kamu bergerak secara hati-hati dan tidak (bergerak menurut lawanmu).
15. Berpikirlah bahwa tangan dan kakimu adalah pedang.
16. Jika kamu meninggalkan rumah, berpikirlah bahwa kamu memiliki
banyak lawan yang menanti. Tingkah lakumulah yang mengundang masalah
bagi mereka.
17. Pemula harus menguasai postur dan cara berdiri, posisi tubuh yang alami untuk yang lebih ahli.
18. Berlatih kata adalah satu hal, terlibat dalam pertarungan sungguhan adalah hal lain.
19. Jangan lupa secara tepat memperagakan kelebihan dan kekurangan dari
kekuatan, peregangan dan kontraksi dari tubuh, serta cepat lambatnya
teknik.
20. Selalu berpikir dan berusahalah menemukan cara untuk hidup dengan aturan-aturan di atas setiap hari.
Murid Gichin Funakoshi yg terkenal
1. Hironori Ohtsuka (1892-1982), pendiri Wado-Ryu
2. Shinken Taira ( 1897-1970), pendiri Ryuku-Kobudo
3. Yasuhiro Konishi
4. Isao Obata
5. Gigo Funakoshi (1906-1945)
6. Shigeru Egami (1912-1981), Shotokan
7. Masatoshi Nakayama (1913-1987), Shotokan JKA
8. Masutatsu Oyama (1923-1994), pendiri Kyoyushin-Ryu
9. Hidetaka Nishiyama, Shotokan ITKF
10. Hirokazu Kanazawa (1921- sekarang), Shotokan SKIF
11. Tsutomu Okazaki
12. Takeshi Shimoda
13. Shinken Gima
14. Kimo Ito
15. Genshin Hironishi
16. Taiji Kase
17. Hiroshi Noguchi
18. Tomasaburo Okano
19. Fusajiro Takagi
20. Masamoto Takagi
21. Tasuo Yamada

awalnya wadokai (karate)

Foto Bersama Shihan


MAAI
Beberapa hari yang lalu penulis berkesempatan berkunjung ke kediaman Shihan Taman ( Chaerul A. Taman) untuk bersilaturahmi setelah lebaran. Disana juga penulis dan senior-senior berkesempatan berlatih dibawah pengawasan Shihan Taman. Latihan Meliputi Basic, Kata dan Basic Kumite. Shihan Taman yang pada waktu itu agak sakit pada kakinya hilang karena semangatnya melihat latihan kami. Tidak lepas dari kritikan dan koreksi gerakan-gerakan kami terutama pada KATA WADOKAI yang harus sama-sama kita lestarikan terdapat pembenahan di sana-sini. Hal itu menjadikan kami makin bersemangat. Berikut ini hal yang bisa penulis bagikan yaitu Maai. Menurut Shihan Taman, Maai adalah jarak antara lawan, bisa kita bayangkan Maai itu seperti lingkaran batas karateka. Arahan Shihan Taman sebaiknya jika Maai sudah saling bersinggungan itulah saat dimana harus dilakukan serangan (jangan ditunda lagi). Batasan Maai itu apa ? tergantung karateka sendiri memutuskan (setiap karateka hendaknya tau jarak jangkauannya sendiri) apakah sudah bisa dilakukan serangan atau tidak. Tentunya hal ini menjadi relatif sulit tetapi patut untuk diperhatikan. Karena penjelasan hanya sebagian penulis berusaha mencari artikel tentang Maai tersebut. Mudah-mudahan bisa membantu karateka sekalian. Berikut ini artikelnya :
Maai (間合い?, Maai),, secara sederhana dapat kita artikan sebagai ”Jarak / interval / waktu tempuh”, adalah sebuah istilah beladiri jepang yang mengacu pada jarak antara 2 (dua) lawan dalam pertarungan. Ini adalah konsep yang cukup sulit / rumit, menggabungkan bukan hanya jarak antara lawan, tapi juga waktu. Maai akan meliputi juga jarak, sudut / sela / arah, ritme serangan. Maai lebih jelasnya adalah posisi yang tepat dari salah satu lawan (dalam pertarungan) yang bisa menyerang lawan yang lain (peserta lain), setelah memperhitungkan faktor dan bagian di atas. Sebagai contoh, seorang lawan yang lebih cepat jangkauan serangannya akan lebih jauh dari pada lawan yang lebih lambat. Adalah ideal untuk satu lawan menjaga Maai (Jarak) sementara mencegah yang lain (lawan lainnya) melakukan hal yang sama. Dalam istilah fisik persinggungan terhadap jaraj yang diatur antara 2 (dua) lawan. Ketika Maai di terjemahkan seperti jarak pasti antara lawan, ada 3 (tiga) tipe yaitu:
  1. Tōma (Tō-ma) – (long distance / jarak jauh);
  2. Issoku ittō-no-maai (Itto-ma) – (one-foot-one-sword distance / jarak 1(satu) langkah) also called chūma – (middle distance / jarak menegah);
  3. Chikama – (short distance / jarak dekat).
Itto-ma adalah jarak yang sama dengan satu langkah untuk membuat satu serangan. Ini diukur sekitar 2 (dua) meter diantara lawan; dari salah satu yang mampu hanya 1(satu) langkah untuk menyerang yang lain. Pada umumnya (normal), kebanyakan teknik dibangun / dilakukan pada jarak ini.
Chika-ma adalah jarak yang lebih sempit / kecil dari Itto-ma (short distance), and To-ma lebih jauh (Long / Far distance). Di dalam To-ma, ada jeda waktu yang kecil untuk membuat reaksi melawan serangan lawan. Tetapi di Issoku itto-no-ma bisa dilakukan hampir tidak ada jarak / jedah waktu sama sekali, jadi pada jarak ini harus tetap waspada dan tidak terpecahkan / buyar / hilang.
Di dalam istilah waktu, Maai menyinggung perubahan sesaat dari kesadaran yang nyata di pikiran lawan. Lebih jauh lagi, Maai juga menganut konsep dari Kyo-Jitsu (emptiness-fullness of Ki). Perubahan sesaat dari pikiran, dan Kyo-jitsu, kita bisa menyebutnya ‘kokoro-no-maai’ (mental interval). Implikasi / Akibat dari kokoro-no-maai adalah meskipun jarak fisik antara lawan-lawan satu sama lain menguntungkan, intervensi mental yang dimiliki seseorang (individu) akan menentukan siapa yang memiliki keuntungan yang menentukan.
dikutip dari : wikipedia
Artikel ini telah melalui proses pengeditan oleh editor.


KARATE SEBAGAI SENI BELADIRI

29 09 2008
Karate Sebagai Seni Bela Diri
Sepanjang
sejarah kehidupan manusia, keberadaan beladiri jadi suatu kebutuhan:
manusia kerap memanfaatkan kaki dan tangannya sebagai senjata utama
guna melindungi diri menghadapi kerasnya kenyataan duniawi.
Sepanjang
sejarah kehidupan manusia, keberadaan beladiri jadi suatu kebutuhan:
manusia kerap memanfaatkan kaki dan tangannya sebagai senjata utama
guna melindungi diri menghadapi kerasnya kenyataan duniawi.Asal-usul karate berasal dari kempo alias seni beladiri tinju Cina
(China Boxing)-diciptakan oleh Darma, Guru Budha yang Agung, manakala
tengah bermeditasi di Biara Shorinji, Mt-Sung, Provinsi Henan, Cina
(generasi Darma selanjutnya menyebut beladiri ini dengan nama Shorinji
Kempo)-yang berakar di Okinawa melalui kontaknya dengan Cina pada medio
abad ke-14. Pada abad itu, pengadilan Bakhuco (di bawah penguasa
setempat) di Okinawa membuat larangan penggunaan senjata. Itulah
sebabnya embrio beladiri karate muncul. Dalam budaya (bahasa) Cina, kempo berasal dari kata kara yang berarti
Cina dan te yang berarti tangan. Di Jepang, pada proses perkembangannya
kemudian, kara berarti kosong dan te berarti tangan.
Jadi hakikatnya, seni beladiri karate merupakan suatu bentuk beladiri
yang mengandalkan tangan kosong. Lahirnya karate sebagai seni beladiri
diketahui pada abad ke-19.
Adalah Matsumara Shukon (1797-1896)-seorang prajurit samurai dan
pelindung Raja Soko Okinawa-yang berjasa melahirkan seni beladiri
karate. Ia menciptakannya dengan menggabungkan unsur seni militer
Jepang (bushido).
Matsumara adalah pendukung adanya dua kebijakan : latihan militer
(fisik) dan kesarjanaan (intelektualitas). Ia-lah anggota kelas
berkuasa di Pulau Ryuku yang berjasa meletakkan pondasi dasar dan
pengembangan ilmu karate.
Gichin Funakoshi, penemu shotokan, mengemukakan suatu filosofi bahwa
karate yang sesungguhnya adalah : dalam kehidupan sehari-hari, pikiran
dan tubuh seseorang dilatih dan dikembangkan dalam kerendahan hati.
Dan, pada sat-saat kritis, ia akan mengabdi seluruhnya pada keadilan.
Pemahaman terhadap karate digambarkan pula sebagai seni perang atau
metode beladiri yang meliputi bermacam-macam teknik, termasuk bertahan,
menyerang, mengelak, bahkan merobohkan. Latihan karate dapat dibagi
menjadi tiga aspek : kihon (dasar), kata (bentuk), dan kumite (lakuan).
Kata karate merupakan kombinasi dari dua karakter (kata) Jepang: kara
berarti kosong dan te yang berarti tangan. Maka karate dapat diartikan
dengan tangan kosong. Ditambah sufiks (akhiran)-do (baca : doe),
berarti cara.
Jadi, karate-do menerapkan karate sebagai cara hidup yang lebih dari sekedar mempertahankan diri.
Dalam karate-do tradisional, kita selalu diingatkan : musuh utama adalah diri kita sendiri.
Funakoshi mengatakan, Pikiran dan teknik menjadi satu dalam karate.
Kita berusaha membuat teknik fisik kita sebagai ekspresi dari apa yang
diinginkan pikiran kita, pun meningkatkan pemusatan pikiran kita dengan
memahami inti dari teknik fisik. Dengan menyempurnakan gerakan karate,
kita juga menyempurnakan jiwa dan mental.
Sebagai contoh, meniadakan gerakan dalam gerakan karate yang lemah dan
ragu-ragu dapat membantu menghilangkan kelemahan dan keragu-raguan
berpikir, begitu pula sebaliknya. Dengan makna itu, karate menjadi
suatu cara hidup, dimana kita mencoba untuk menjadi orang yang kuat,
tapi bahagia dan penuh kedamaian. Seperti yang dimaksud Tsutomu
Ohshima, Kepala Instruktur (Shihan) Shotokan Karate America (SKA), Kita
harus cukup kuat mengekspresikan pikiran kita terhadap lawan, kapan
saja, dimana saja. Tapi, kita harus tenang mengekspresikan diri kita
secara rendah hati.
Ada salah satu bentuk latihan karate yang unik dalam SKA. Latihan itu
dinamakan latihan khusus, yaitu satu seri dari latihan karate dimana
kita mencoba untuk menghadapi diri kita sendiri dan menyempurnakan
mental dan jiwa kita.
20 Filosofi Karate Gichin Funakoshi
1. Karate diawali dengan pemberian hormat dan diakhiri dengan pemberian hormat pula.
2. Tak ada serangan pertama pada karate.
3. Karate merupakan alat pembantu dalam keadilan.
4. Pertama-tama, kontrol dirimu sebelum mengontrol orang lain.
5. Semangat yang utama, teknik kemudian.
6. Senantiasa siap untuk membebaskan pikiranmu.
7. Kecelekaan timbul lantara kecerobohan.
8. Janganlah berpikir bahwa latihan karate cuma bisa di dojo.
9. Mempelajari karate memerlukan waktu seumur hidup dan tak punya batasan.
10. Masukkan karate dalam keseharianmu, maka kamu akan menemukan Myo (rahasia yang tersembunyi).
11. Karate seperti air yang mendidih. Jika kamu tak memanaskannya secara teratur, ia akan menjadi dingin.
12. Janganlah kamu berpikir kamu harus menang, tapi berpikirlah bahwa kamu tidak boleh kalah.
13. Kemenangan tergantung pada keahlianmu membedakan titik-titik yang mudah diserang dan yang tidak.
14. Pertarungan didasari oleh bagaimana kamu bergerak secara hati-hati dan tidak (bergerak menurut lawanmu).
15. Berpikirlah bahwa tangan dan kakimu adalah pedang.
16. Jika kamu meninggalkan rumah, berpikirlah bahwa kamu memiliki
banyak lawan yang menanti. Tingkah lakumulah yang mengundang masalah
bagi mereka.
17. Pemula harus menguasai postur dan cara berdiri, posisi tubuh yang alami untuk yang lebih ahli.
18. Berlatih kata adalah satu hal, terlibat dalam pertarungan sungguhan adalah hal lain.
19. Jangan lupa secara tepat memperagakan kelebihan dan kekurangan dari
kekuatan, peregangan dan kontraksi dari tubuh, serta cepat lambatnya
teknik.
20. Selalu berpikir dan berusahalah menemukan cara untuk hidup dengan aturan-aturan di atas setiap hari.
Murid Gichin Funakoshi yg terkenal
1. Hironori Ohtsuka (1892-1982), pendiri Wado-Ryu
2. Shinken Taira ( 1897-1970), pendiri Ryuku-Kobudo
3. Yasuhiro Konishi
4. Isao Obata
5. Gigo Funakoshi (1906-1945)
6. Shigeru Egami (1912-1981), Shotokan
7. Masatoshi Nakayama (1913-1987), Shotokan JKA
8. Masutatsu Oyama (1923-1994), pendiri Kyoyushin-Ryu
9. Hidetaka Nishiyama, Shotokan ITKF
10. Hirokazu Kanazawa (1921- sekarang), Shotokan SKIF
11. Tsutomu Okazaki
12. Takeshi Shimoda
13. Shinken Gima
14. Kimo Ito
15. Genshin Hironishi
16. Taiji Kase
17. Hiroshi Noguchi
18. Tomasaburo Okano
19. Fusajiro Takagi
20. Masamoto Takagi
21. Tasuo Yamada