Apa itu Maai ??
20 11 2008MAAI
Beberapa hari yang lalu penulis berkesempatan berkunjung ke kediaman Shihan Taman ( Chaerul A. Taman) untuk bersilaturahmi setelah lebaran. Disana juga penulis dan senior-senior berkesempatan berlatih dibawah pengawasan Shihan Taman. Latihan Meliputi Basic, Kata dan Basic Kumite. Shihan Taman yang pada waktu itu agak sakit pada kakinya hilang karena semangatnya melihat latihan kami. Tidak lepas dari kritikan dan koreksi gerakan-gerakan kami terutama pada KATA WADOKAI yang harus sama-sama kita lestarikan terdapat pembenahan di sana-sini. Hal itu menjadikan kami makin bersemangat. Berikut ini hal yang bisa penulis bagikan yaitu Maai. Menurut Shihan Taman, Maai adalah jarak antara lawan, bisa kita bayangkan Maai itu seperti lingkaran batas karateka. Arahan Shihan Taman sebaiknya jika Maai sudah saling bersinggungan itulah saat dimana harus dilakukan serangan (jangan ditunda lagi). Batasan Maai itu apa ? tergantung karateka sendiri memutuskan (setiap karateka hendaknya tau jarak jangkauannya sendiri) apakah sudah bisa dilakukan serangan atau tidak. Tentunya hal ini menjadi relatif sulit tetapi patut untuk diperhatikan. Karena penjelasan hanya sebagian penulis berusaha mencari artikel tentang Maai tersebut. Mudah-mudahan bisa membantu karateka sekalian. Berikut ini artikelnya :
Maai (間合い?),, secara sederhana dapat kita artikan sebagai ”Jarak / interval / waktu tempuh”, adalah sebuah istilah beladiri jepang yang mengacu pada jarak antara 2 (dua) lawan dalam pertarungan. Ini adalah konsep yang cukup sulit / rumit, menggabungkan bukan hanya jarak antara lawan, tapi juga waktu. Maai akan meliputi juga jarak, sudut / sela / arah, ritme serangan. Maai lebih jelasnya adalah posisi yang tepat dari salah satu lawan (dalam pertarungan) yang bisa menyerang lawan yang lain (peserta lain), setelah memperhitungkan faktor dan bagian di atas. Sebagai contoh, seorang lawan yang lebih cepat jangkauan serangannya akan lebih jauh dari pada lawan yang lebih lambat. Adalah ideal untuk satu lawan menjaga Maai (Jarak) sementara mencegah yang lain (lawan lainnya) melakukan hal yang sama. Dalam istilah fisik persinggungan terhadap jaraj yang diatur antara 2 (dua) lawan. Ketika Maai di terjemahkan seperti jarak pasti antara lawan, ada 3 (tiga) tipe yaitu:
- Tōma (Tō-ma) – (long distance / jarak jauh);
- Issoku ittō-no-maai (Itto-ma) – (one-foot-one-sword distance / jarak 1(satu) langkah) also called chūma – (middle distance / jarak menegah);
- Chikama – (short distance / jarak dekat).
Itto-ma adalah jarak yang sama dengan satu langkah untuk membuat satu serangan. Ini diukur sekitar 2 (dua) meter diantara lawan; dari salah satu yang mampu hanya 1(satu) langkah untuk menyerang yang lain. Pada umumnya (normal), kebanyakan teknik dibangun / dilakukan pada jarak ini.
Chika-ma adalah jarak yang lebih sempit / kecil dari Itto-ma (short distance), and To-ma lebih jauh (Long / Far distance). Di dalam To-ma, ada jeda waktu yang kecil untuk membuat reaksi melawan serangan lawan. Tetapi di Issoku itto-no-ma bisa dilakukan hampir tidak ada jarak / jedah waktu sama sekali, jadi pada jarak ini harus tetap waspada dan tidak terpecahkan / buyar / hilang.
Di dalam istilah waktu, Maai menyinggung perubahan sesaat dari kesadaran yang nyata di pikiran lawan. Lebih jauh lagi, Maai juga menganut konsep dari Kyo-Jitsu (emptiness-fullness of Ki). Perubahan sesaat dari pikiran, dan Kyo-jitsu, kita bisa menyebutnya ‘kokoro-no-maai’ (mental interval). Implikasi / Akibat dari kokoro-no-maai adalah meskipun jarak fisik antara lawan-lawan satu sama lain menguntungkan, intervensi mental yang dimiliki seseorang (individu) akan menentukan siapa yang memiliki keuntungan yang menentukan.
dikutip dari : wikipedia
Artikel ini telah melalui proses pengeditan oleh editor.
Categories : Artikel Karate
KARATE SEBAGAI SENI BELADIRI
29 09 2008Karate Sebagai Seni Bela Diri |
Sepanjang sejarah kehidupan manusia, keberadaan beladiri jadi suatu kebutuhan: manusia kerap memanfaatkan kaki dan tangannya sebagai senjata utama guna melindungi diri menghadapi kerasnya kenyataan duniawi. |
Sepanjang sejarah kehidupan manusia, keberadaan beladiri jadi suatu kebutuhan: manusia kerap memanfaatkan kaki dan tangannya sebagai senjata utama guna melindungi diri menghadapi kerasnya kenyataan duniawi.Asal-usul karate berasal dari kempo alias seni beladiri tinju Cina (China Boxing)-diciptakan oleh Darma, Guru Budha yang Agung, manakala tengah bermeditasi di Biara Shorinji, Mt-Sung, Provinsi Henan, Cina (generasi Darma selanjutnya menyebut beladiri ini dengan nama Shorinji Kempo)-yang berakar di Okinawa melalui kontaknya dengan Cina pada medio abad ke-14. Pada abad itu, pengadilan Bakhuco (di bawah penguasa setempat) di Okinawa membuat larangan penggunaan senjata. Itulah sebabnya embrio beladiri karate muncul. Dalam budaya (bahasa) Cina, kempo berasal dari kata kara yang berarti Cina dan te yang berarti tangan. Di Jepang, pada proses perkembangannya kemudian, kara berarti kosong dan te berarti tangan. Jadi hakikatnya, seni beladiri karate merupakan suatu bentuk beladiri yang mengandalkan tangan kosong. Lahirnya karate sebagai seni beladiri diketahui pada abad ke-19. Adalah Matsumara Shukon (1797-1896)-seorang prajurit samurai dan pelindung Raja Soko Okinawa-yang berjasa melahirkan seni beladiri karate. Ia menciptakannya dengan menggabungkan unsur seni militer Jepang (bushido). Matsumara adalah pendukung adanya dua kebijakan : latihan militer (fisik) dan kesarjanaan (intelektualitas). Ia-lah anggota kelas berkuasa di Pulau Ryuku yang berjasa meletakkan pondasi dasar dan pengembangan ilmu karate. Gichin Funakoshi, penemu shotokan, mengemukakan suatu filosofi bahwa karate yang sesungguhnya adalah : dalam kehidupan sehari-hari, pikiran dan tubuh seseorang dilatih dan dikembangkan dalam kerendahan hati. Dan, pada sat-saat kritis, ia akan mengabdi seluruhnya pada keadilan. Pemahaman terhadap karate digambarkan pula sebagai seni perang atau metode beladiri yang meliputi bermacam-macam teknik, termasuk bertahan, menyerang, mengelak, bahkan merobohkan. Latihan karate dapat dibagi menjadi tiga aspek : kihon (dasar), kata (bentuk), dan kumite (lakuan). Kata karate merupakan kombinasi dari dua karakter (kata) Jepang: kara berarti kosong dan te yang berarti tangan. Maka karate dapat diartikan dengan tangan kosong. Ditambah sufiks (akhiran)-do (baca : doe), berarti cara. Jadi, karate-do menerapkan karate sebagai cara hidup yang lebih dari sekedar mempertahankan diri. Dalam karate-do tradisional, kita selalu diingatkan : musuh utama adalah diri kita sendiri. Funakoshi mengatakan, Pikiran dan teknik menjadi satu dalam karate. Kita berusaha membuat teknik fisik kita sebagai ekspresi dari apa yang diinginkan pikiran kita, pun meningkatkan pemusatan pikiran kita dengan memahami inti dari teknik fisik. Dengan menyempurnakan gerakan karate, kita juga menyempurnakan jiwa dan mental. Sebagai contoh, meniadakan gerakan dalam gerakan karate yang lemah dan ragu-ragu dapat membantu menghilangkan kelemahan dan keragu-raguan berpikir, begitu pula sebaliknya. Dengan makna itu, karate menjadi suatu cara hidup, dimana kita mencoba untuk menjadi orang yang kuat, tapi bahagia dan penuh kedamaian. Seperti yang dimaksud Tsutomu Ohshima, Kepala Instruktur (Shihan) Shotokan Karate America (SKA), Kita harus cukup kuat mengekspresikan pikiran kita terhadap lawan, kapan saja, dimana saja. Tapi, kita harus tenang mengekspresikan diri kita secara rendah hati. Ada salah satu bentuk latihan karate yang unik dalam SKA. Latihan itu dinamakan latihan khusus, yaitu satu seri dari latihan karate dimana kita mencoba untuk menghadapi diri kita sendiri dan menyempurnakan mental dan jiwa kita. 20 Filosofi Karate Gichin Funakoshi 1. Karate diawali dengan pemberian hormat dan diakhiri dengan pemberian hormat pula. 2. Tak ada serangan pertama pada karate. 3. Karate merupakan alat pembantu dalam keadilan. 4. Pertama-tama, kontrol dirimu sebelum mengontrol orang lain. 5. Semangat yang utama, teknik kemudian. 6. Senantiasa siap untuk membebaskan pikiranmu. 7. Kecelekaan timbul lantara kecerobohan. 8. Janganlah berpikir bahwa latihan karate cuma bisa di dojo. 9. Mempelajari karate memerlukan waktu seumur hidup dan tak punya batasan. 10. Masukkan karate dalam keseharianmu, maka kamu akan menemukan Myo (rahasia yang tersembunyi). 11. Karate seperti air yang mendidih. Jika kamu tak memanaskannya secara teratur, ia akan menjadi dingin. 12. Janganlah kamu berpikir kamu harus menang, tapi berpikirlah bahwa kamu tidak boleh kalah. 13. Kemenangan tergantung pada keahlianmu membedakan titik-titik yang mudah diserang dan yang tidak. 14. Pertarungan didasari oleh bagaimana kamu bergerak secara hati-hati dan tidak (bergerak menurut lawanmu). 15. Berpikirlah bahwa tangan dan kakimu adalah pedang. 16. Jika kamu meninggalkan rumah, berpikirlah bahwa kamu memiliki banyak lawan yang menanti. Tingkah lakumulah yang mengundang masalah bagi mereka. 17. Pemula harus menguasai postur dan cara berdiri, posisi tubuh yang alami untuk yang lebih ahli. 18. Berlatih kata adalah satu hal, terlibat dalam pertarungan sungguhan adalah hal lain. 19. Jangan lupa secara tepat memperagakan kelebihan dan kekurangan dari kekuatan, peregangan dan kontraksi dari tubuh, serta cepat lambatnya teknik. 20. Selalu berpikir dan berusahalah menemukan cara untuk hidup dengan aturan-aturan di atas setiap hari. Murid Gichin Funakoshi yg terkenal 1. Hironori Ohtsuka (1892-1982), pendiri Wado-Ryu 2. Shinken Taira ( 1897-1970), pendiri Ryuku-Kobudo 3. Yasuhiro Konishi 4. Isao Obata 5. Gigo Funakoshi (1906-1945) 6. Shigeru Egami (1912-1981), Shotokan 7. Masatoshi Nakayama (1913-1987), Shotokan JKA 8. Masutatsu Oyama (1923-1994), pendiri Kyoyushin-Ryu 9. Hidetaka Nishiyama, Shotokan ITKF 10. Hirokazu Kanazawa (1921- sekarang), Shotokan SKIF 11. Tsutomu Okazaki 12. Takeshi Shimoda 13. Shinken Gima 14. Kimo Ito 15. Genshin Hironishi 16. Taiji Kase 17. Hiroshi Noguchi 18. Tomasaburo Okano 19. Fusajiro Takagi 20. Masamoto Takagi 21. Tasuo Yamada |
Categories : Artikel Karate
0 komentar:
Posting Komentar